Minggu, 18 Maret 2012

Malam-malam yang berlalu
Dalam setiap detik
Mengingat wajahmu
Dalam polesan keagungan
Diujung senyum kemerahan
Yang menakjubkan....
Diamlah kata-kata
Cuma itu yang sepantasnya

Puisi Hambali : Salam

Salam sanak dari jauh
Basa rindu beribu-ribu
Bagai gendang bertalu-talu
Ikut berdendang tanpa lagu
Kelopak sempurna yang tercabik
Bersama mahkota yang layu dalam dinding waktu
Air mata tidak mampu menyegarkannya
Kecewa tidak dapat memupuknya
Kepercayaan menjadi vas yang retak
Akarnya terjuntai tak menyentuh tanah hati....
Bunga-bunga itu tinggal potret berdebu dikanvas hati yang kering

Jumat, 10 Februari 2012



Jika seluruh anak Indonesia sudah saleh dan cerdas, tidak berarti bahwa pendidikan harus ditiadakan, sebab generasi akan terus tumbuh. Hal ini menjadikan pendidikan sebagai sektor penting dan tidak boleh putus. Sekarang kita melihat dan merasakan pendidikan Indonesia belum menyentuh disemua level masyarakat indonesia, dampak yang dirasakan adalah kurang terangsangnya anak pada pengetahuan, baik pengetahuan yang berhubungan dengan keagamaan maupun ilmu modern. 

Kamis, 12 Januari 2012

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sektor penting dalam pembangunan yang lebih bermoral dan modern. Sebagaimana tujuan pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia secara baik, bertanggung jawab dan bermoral, maka berbagai upaya perlu dilakukan agar bisa mencapai tujuan tersebut.

Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya untuk tumbuh saleh dan cerdas. Harapan tersebt tidaklah bisa hanya dengan mengharapkan pendidikan formal yang ada, perlu pendidikan alternatif dengan proses yang terus menerus untuk menumbuhkan potensi kecerdasan dan kesalehan anak.

Sabtu, 02 April 2011

KACAMATA* HITAM - MANIS

…………………………………………………
Ada sesuatu di perutku yang ingin ku keluarkan
Dan kurasa itu kegelisahan
Tak apa-apa barangkali saling menatap
Dari balik bening kaca seperti rindu yang dipantulkan
Pada wajah yang engkau kenali lewat hujan
…………………………………………………
Tak apa-apa barangkali saling menatap
Biarkan dulu kuhabiskan tembakau yang terakhir
Karena kata-kata lebih awal menguap
Sementara hujan belum juga berhenti

Aku mungkin lupa
Menulis nama dalam ingatanmu
Lalu aku berbaur
Dengan compang-campingnya pakaian hari ini
Esok .. entah gaun apalagi ?

Barangkali sibuk
Tapi engkau masih di sini
Memahat dirimu sendiri
Pada dinding tua
Dan menyadari air mata lebih banyak menyembunyikan dustanya