Kamis, 24 April 2008

ZIKIR, PIKIR-KIKIR; sebuah kata pengantar
“it is thrifty to prepare today for the wants of tomorrow.”-Aesop
Saya selalu sedih, apabila mendengar seseorang di maki, “Bloon, tolol, atau goblok”. Seolah-olah orang itu telah mengabaikan dan menelantarkan rahmat terbesar yang di berikan oleh tuhan, yaitu kemampuan untuk berpikir. Sebaliknya, saya ikut juga merasakan frustasi dari teman yang putus asa, setiap kali menghadapi staf yang melakukan kesalahan sepele. Kesalahan itu sedemikian sembrononya, sampai-sampai menyiratkan kalau-kalau dia memang malas berpikir.

Fenomena di atas, pernah saya menceritakan pada Mpu Peniti, mentor dan guru spiritual saya. Mpu peniti mulanya tertawa terkekeh-kekeh. Kemudian merenung panjang. Di satu sisi beliau melihat sisi humor yang terselip. Tetapi di sisi lain kelihatannya beliau juga cukup cemas. Menurutnya, manusia memang di berkahi Tuhan seperangkat otak yang sangat canggih. Fungsi otak itu juga dating dengan mekanisme otomatis. Artinya berpikir itu tidak usah dilakukan dengan memencet satu tombol, tapi kok kita masih juga malas menggunakannya. Aneh luar biasa.

Menurut Mpu Peniti, pemberian Tuhan yang satu ini memang perlu di berdayakan pemakaiyannya. Mpu Peniti menuturkan, tiga langkah pemberdayaan otak. Otak manusia terdiri dari dua bagian. Otak kanan dan otak kiri, Otak bagian kiri merupakan bagian yang lebih berperan mengolah fungsi-fungsi rasional. Otak bagian kanan, lebih pada fungsi-fungsi emosional.

Pertama, kita harus sering berzikir. Artinya mengondisikan otak kita pada status spiritual, untuk menjalin integrasi fungsi dengan seluruh organ tubuh kita. Mirip dengan menfokuskan diri kita pada satu titik di mana seluruh alam pikiran kita berada dalam pusaran. Titik mediasi! Situasi mediasi, mirip aliansi dan penyatuan sekaligus. Otak kanan melebur dengan otak kiri dan sebaliknya. Menajamkan indera dan rasa, agar selalu eling, dan untuk selalu mengingat keberadaan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Mediasi juga membuat diri kita menyatu dengan alam semesta di sekeliling. Mampu menangkap sinyal-sinyal dari alam. Menghidupkan intuisi dan mengasah mata batin. Pada titik ini kita berusaha menc ari harmonisasi antara Tuhan Sang Pencipta dan alam semesta.

Kedua, piker, yaitu memberdayakan otak kita bagian sebelah kiri. Memaksimalkan rasional. Mempertajam kemampuan kita membuat analisa, berpikir strategis, dan memanfaatkan satuan-satuan logika. Semua pengetahuan yang telah kita terimah menjadi satu jaringan besar yang membentuk referensi. Dalam piker, kita menciptakan simpul-simpul yang saling terkait, menimbang masalah dan solusi, serta merumuskan strategi dan taktik. Dari proses inilah muncul “akal sehat”.

Dan yang terakhir, adalah kikir. Bukan artinya pelit atau medit, tetapi justru memberdayakan otak sebelah kanan. Memanfaatkan semua energi kreatif yang kita miliki, lalu secara sistematis meubahnya menjadi imajinasi. Bahan baku penting untuk menciptakan terobosan dan inovasi. Kikir, menurut Ibu saya, adalah proses matematik yang jarang di mengerti orang. Di titik ini, misalnya, kita berhitung antara resiko dan peluang, antara untung dan rugi. Dari proses inilah akhirnya muncul keberanian dan nyali. Sesuatu yang 100 % emosional tapi justru sangat menakutkan. Kikir artinya selalu hati-hati dan pandai berhitung secara rinci. Kikir adalah proses kalkulasi hidup yang terpenting.

Selama 20 tahun ini, 3 proses –zikir, piker dan kikir- menjadi kompas hidup saya yang utama. Tiga proses ini kalau dikombinasi, bias menjadi sebuah peta kehidupan yang sederhana tapi ampuh. Seorang teman mengeluh, katanya, pemberdayaan otak anak-anak kita di rusak oleh keseragaman imajinasi. Ia mencontohkan, bahwa sebelum anaknya sekolah, ia melihat anaknya sangat agresif mengambar. Pokoknya ia tidak bisa melihat alat tulis menganggur. Entah itu potlot, pen, spidol, atau apa saja. Anaknya di rusak oleh sebuah rasa penasaran yang begitu besarnya. Sehingga ia selalu mencoret dan mengambar apa saja. Setiap bidang rata di rumah, mulai dari dinding, pintu lemari es, dan lantai, tak luput dari coretannya. Yang gila, coretan itu tidak menentu. Maklum ia mencoret dan mengambar sesuai hatinya. Ia belum sekolah. Luar biasa hebohnya. Penuh warna-warni da segala macam bentuk. Sangat agresif dan liar.

Tapi ketika anaknya mulai bersekolah, keagresifan itu perlahan-lahan surut. Ia mulai belajar imajinasi yang seragam. Secara metodik, sang anak di ajarkan mengambar dua gunung, di tengahnya ada matahari. Lalu, di atasnya ada awan dan burung-burung. Jalan yang berkelok dan di sebelah kanan sebuah rumah dan hamparan sawah di sekelilingnya. Saya yakin, anda dan saya juga akan mengambar yang sama ketika di sekolah dulu. Saya juga tetap yakin, anak-anak anda hingga kini masih di ajar mengambar yang sama.
Inilah tragedy berpikir di negeri ini. Kita semua di ajar berpikir yang sama dengan kapasistas yang sama. Anda dan saya telah di penjara oleh kebiasaan dan ritual itu. Kedisiplinan berpikir yang sama memenjarakn kita semua.

Buku “BIANG PENASARAN” adalah pemberontakan saya. Selama 20 tahun saya berjuang melepaskan diri dari kotak berpikir yang membelenggu saya. Hampir 20 tahun yang lalu pula, saya bertemu dengan Mpu Peniti, yang memberikan saya keberanian untuk berpikir nakal dan imajinatif. Albert Einstein pernah mengatakan, imajinasi lebih penting dari pengetahuan. Masalahnya, bagaimana caranya agar setiap hari kita terangsang untuk berpikir imajinatif.

Mpu Peniti menasehati saya bahwa imajinasi memerlukan keberanian. Berani beda. Juga berani salah. Rumus zikir-pikir-kikir, mengawal saya dalam pemberdayaan strategi kehidupan sehari-hari. Di dalamnya saya menemukan sebuah keseimbangan. Berpikir imajinatif dengan akal sehat sekaligus. Pengalaman 20 tahun inilah yang saya persembahkan kepada pembaca. Dengan rendah hati, saya berharap buku ini menjadi pelita hati bagi kita semua.

Beijing, 8 April 2006
Penulis :
Kafi Kurnia
Dalam bukunya : Biang Penasaran; sebuah Rahasia Kehidupan

Rogaine for Men Hair Regrowth Treatment, Easy-to-Use Foam, 2.11 Ounce (Pack of 3)Millenium Tanning New Paint It Black Auto-darkening Dark Tanning Lotion, 50X, 13.5-OunceOlay Professional Pro-X Advanced Cleansing SystemBio-Oil, 2-Ounce Bottle 

0 komentar: